Caleb memegang kaki Caitlin, dan Caitlin sebaliknya. Caitlin berdiri dihadapannya, menatap matanya. Jantunya kembali berdegup. Dia tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Apa aturannya, etikanya, sekarang mereka berdua adalah vampire? Sekarang caleblah yang telah merubahnya, apakah mereka akan hidup bersama? Apakah dia lebih mencintai dirinya setelah dia berubah seperti dirinya? Sekarang mereka akan hidup bersama selamanya.
Caitlin semakin gugup, seperti tidak ada penyangga.
Caitlin menyentuhnya dan dengan lembut menaruh tangannya pada pipi caleb.
Caleb menatap dalam mata Caitlin, dan matanya bersinar dengan sinar rembulan.
Caitlin ingin mengatakan, aku cinta kamu, namun kata-kata itu tidak pernah keluar. Dia ingin bertanya : apakah kamu akan tinggal bersamaku selamanya? Apakah kamu masih mencintaiku?
Namun lebih dari itu, walaupun dia telah memiliki kekuatan baru, dia tidak memiliki keberanian untuk mengucapkan semua itu. Atau paling tidak dia mengatakan, terimakasih karna telah menyelamatkan ku, atau, terimakasih karna telah menjaga ku, atau terimakasih untuk selalu disini. Caitlin mengetahui seberapa besar perjuangan dan pengorbanan Caleb. Namun dia tetap tidak dapat mengucapkan, terima kasih.
Caleb tersenyum, dan menggenggam tangannya, merappihkan rambut Caitlin di wajahnya ke belakang telinganya. Lalu dia menyentuh wajah Caitlin dengan lembut.
Caitlin berfikir apa yang akan Caleb lakukan. Apakah caleb akan menyatakan cinta kepadanya? Apakah caleb akan menciumnya?
Saat dia merasakannya, tiba-tiba dia merasa gugup. Gugup akan bagaimana kehiduppannya yang baru akan berjalan. Gugup akan bagaimana bila semuanya tidak berjalan dengan baik. Lalu disamping menikmati itu semua, Caitlin merusaknya, membuka mulut lebarnya walaupun yang ia inginkan adalah menutup mulutnya.
“apa yang terjadi dengan pedangnya?” Caitlin bertanya.
Ekspresi wajah caleb berubah. Berubah dari ekspressi lembut dan sabar menjadi serius. Caitlin melihat perubahan itu, seperti awan hitam pada musim panas.
Caleb berbalik dan berjalan beberapa langkah menuju ujung benteng batu tersebut, memunggungi Caitlin dan menatap ke sungai.
Kamu sangat bodoh, ia berkata dalam hati. Kenapa kamu mengucapkan kata-kata itu? Mengapa kau tidak membiarkannya menciummu?
Caitlin memikirkan pedang itu, itu bennar, namun tidak lebih besar akan pikiriannya terhadap Caleb. Tentang mereka, sebuah pasangan. Namun Caitlin telah menghancurkan suasana itu.
“saya takut pedah itu telah hilang,” caleb berkata pelan, berbalik kepadanya, menatapnya. “pedang itu telah dicuri, oleh Samantha, lalu Kyle. Mereka menyerang dengan tiba-tiba. Aku tidak mengantisipasi serangan mereka, seharusnya aku mengantisipasinya.”
Caitlin mendekat kepadanya, berdiri disampinya dan dengan lembut mengusap punggungnya. Ia berharap kalau dia dapat mengubah suasana hatinya.
“apakah pasukanmu tidak apa-apa?” Caitlin bertanya.
Caleb menatap Caitlin, wajahnya ketakutan lebih dari biasanya.
“ tidak,” dia berkata datar. “ Covenku ada dalam bahaya besar. Dan setiap menit aku jauh dari mereka, bahaya tersebut semakin bertumbuh.”
Caitlin berfikir.
“ lalu kenapa kamu jauh dari mereka?” Caitlin bertanya.
Namun dia sudah mengetahui jawabannya, bahkan sebelum Caleb menjawab.
“ aku tidak dapat meninggalkan m,” dia berkata. “ aku harus memastikan kamu baik-baik saja.”
Apakah cuma itu? Caitlin berfikir, apakah caleb hanya ingin memastikan kalau dirinya tidak apa-apa? Dan bila dia tidak apa-apa, apakah Caleb akan pergi?
Dilain sisi, Caitlin merasakan cinta caleb pada dirinya, akan apa yang telah dia korbankan. Dia berfikir apakah caleb mencintainya hanya sebatas fisik saja? Tidak layaknya sebuah pasangan?
“jadi..” Caitlin memulai.” Sekarang kamu melihat aku baik-baik saja…apakah kamu akan pergi?”
Kata-kata itu sangat kasar. Apa yang telah dilakukannya? Mengapa dia tidak sopan dan lebih lembut atas apa yang telah Caleb lakukan. Caitlin tidak bermaksud melakukannya, kata-kata itu keluar begitu saja. Apa yang sebenarnya ingin dia ucapkan adalah, tolong, jangan pernah tinggalkan aku.
“Caitlin,” caleb berkata lembut,” aku ingin kamu mengerti. Keluargaku, pasukanku, covenku- mereka semua ada dalam bahaya besar. Pedang itu ada disana, dan ada padatangan yang salah. Aku harus kembali kepada mereka. Aku harus menyelamatkan mereka. Sejujurnya, sejujurnya aku harus pergi satu minggu yang lalu… dan sekarang aku telah melihat bahwa kamu telah pulih…bukannya aku ingin meninggalkanmu. Namun aku harus menyelamatkan keluargaku,” ia berkata lembut.
“ aku ingin ikut bersamamu,” Caitlin merespon penuh harap,” aku dapat membantu.”
“kamu belum pulih sepenuhnya,” Caleb berkata. “pendaratan yang keras yang lalu bukanlah suatu kecelakaan. Butuh waktu bai beberapa vampire untuk menguasai kekuatan barunya. Dan untuk kasusmu, kamujuga menderita cedera parah dari pedang itu. Perlu waktu beberapa hari, atau minggu, untuk sembuh. Jika kamu ikut, kamu hanya akan melukai dirimu. Pertarungan ini bukan lah untuk mu sekarang. Mereka akan melatihmu disini, untuk itulah aku membawamu kesini.”
Caleb berbalik dan menyebrangi teras, memimpinnya, dan mereka sampai ke halaman belakang.
Disana, terdapat belasan vampire, disinari cahaya obor, berlatih tanding, menusuk, dan bergulat satu sama lain.
“ pulau kecil ini memiliki salah satu coven terbaik,” Caleb berkata. “ mereka telah setuju menerimamu. Mereka akang megajarmu. Mereka akan membuatmu kuat. Dan saat kekuatanmu bertambah sempurna, saat kamu sudah pulih, aku dengan senang hati bertarung dengan kamu disampingku. Namun sekarang, aku tidak dapat mengizinkanmu. Peperangan yang aku hadapi sangat berbahaya, bahkan untuk para vampire.”
Alis Caitlin mengkerut. Ia takut dengan apa yang telah Caleb ucapkan.
“ tapi bagaimana nanti jika kamu tidak kembali?” dia bertanya.
“ Jika aku hidup, aku akan kembali padamu, aku janji.”
“tapi bagaimana jika kamu mati?” Tanya Caitlin, hamper ketakutan mengucapkan kata-kata itu.
Caleb berputar dan menatap cakrawala, dan menarik nafas dalam. Dia memandangi awan dan tidak mengucap sepatah katapun.
Sekarang merupakan waktu untuk Caitlin. Dia sangat ingin mengganti topic pembicaraan. Caleb akan segera pergi, Caitlin dapat merasakannya, dan tidak ada yang dapat menahannya. Dan sudah jelas bahwa caleb tidak akan membawanya. Dia merasakan gelombang kelelahan, dan dia menyadari bahwa Caleb benar; bahwa Caitlin tidak siap untuk bertarung. Dia harus pulih.
Caitlin tidak ingin membuag waktu untuk menahan Caleb. Dia tidak mau berkatata lagi tentang vampire, perang, dan pedang. Dia mau menggunakan waktu yag berharga ini untuk berbicara tentang mereka. Caitlin dan Caleb. Sebagai sebuah pasangan. Masa depan mereka. Cinta dan komitmen mereka satu sama lain. Dimana mereka akan berdiri?
Yang lebih penting, dia menyadari, kebersamaan mereka selama ini, sejak mereka bertemu untuk pertama kalinya. Dia selalu menganggap caleb sebagai hadiah. Dia tidak dapat menghentikan perasaannya, untuk menatap matanya dan mengatakan seberapa dalam perasaannya padanya. Dia adalah seorang wanita dewasa sekarang, dan dia berfikir sekarang adalah waktunya untuk dia berubah untuk melangkah menjadi lebih dewasa, bertindak seperti seorang perempuan. Dan mengatakan padanya tentang perasaannya, dia ingin Caleb tahu. Mungkin Caleb merasakannya, merasakan betapa Caitlin mencintai dirinya, namun Caitlin tidak pernah mengungkapkannya. Caleb aku mencintaimu, aku mencintaimu sejak pertama kali kita bertemu. Aku akan selalu mencintaimu.
Jantung Caitlin bedegup kencang, lebih dari apa yang selama ini pernah ia rasakan. Bergetar, dia menggenggam sebuah tangan, dan menaruhnya pada pipinya.
Caleb perlahan menghadap Caitlin.
Caitlin telah siap, untuk mengatakan apa yang dia rasakan.
Namun beitu dia mencobanya, kata-kata itu tertahan di tenggorokannya.
Pada saat yang bersamaan, Caleb memandang Caitlin dengan penuh perhatian, membuka mulutnya dan berbicara.
“ Caitlin, ada sesuatu yang ingin aku sampaikan kepadamu-“ dia memulai.
Namun dia tidak pernah mempunyai kesempatan untuk melanjutkan kata-katanya
Tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka, dan Caitlin seera menyadari bahwa mereka berdua tidak sendirian lagi.
Mereka berdua larut dalam kebisingan, dan melihat ada apa disana.
Ada seseorang, vampire. Cantik, mahkluk yang luar biasa, tinggi, kurus, sosok yang lebih cantik daripada Caitlin. Dengan rambut merah panjangnya dan matanya yang hijau dan bersinar.
Saat Caitlin menyadarinya, jantungnya serasa mau copot.
Tidak, itu tidak mungkin dia.
Dia adalah Sera, mantan istri Caleb.
Caitlin pernah bertemu dengannya sekali, singkat, di biara. Namun dia tidak akan melupakannya.
Sera berjalan menuju mereka dengan anggun sebagai sebuah mahluk yang telah berada di planet ini lebih dari ribuan tahun. Penuh percaya diri. Dengan tegas, matanya bertatapan dengan mata Caitlin, dia berdiri disamping caleb.
Tangan pucatnya yang indah itu, perlahan melingkar di bahu Caleb. Dia memandang rendah Caitlin dengan mengucapkan cibiran.
“ Caleb?” dia bertanya lembut, senyuman sinis menghiasi wajahnya. “ apa kamu tidak memberitahunya tentang kita?”
Dengan beberapa kata tersebut, Caitlin merasa seperti sebuah pisau telah menusuk ke dalam jantungnya.
LIMA
Samantha menatap penuh ketakutan saat bejana besar itu menumpahkan isinya ke wajah Sam. Dia berjuang untuk kepentingannya, namun tidak ada yang dapat ia lakukan untuk membebaskan diri dari orang-orang yang menahannya. Dia tidak berdaya. Dia hanya dapat melihat benda itu menghancurkan orang yang dia cintai.
Saat cairan itu menyiram wajah sam, Samantha menyiapkan dirinya untuk mendengarkan jeritan yang disebabkan dari siraman asam ioric.
Namun pada saat Sam tersiram dalam air terjun asam, terjadi keanehan, tidak terdengar suara sepatah pun.
Apakah cairan itu membunuhnya dengan cepat, sehingga dia tidak memiliki kesempatan untuk menjerit? Saat siraman itu berhenti, Samantha dapat melihat.
Samantha sangat terkejut. Begitu juga dengan vampire lain diruangan itu.
Sam tidak apa-apa, dia berkedip dan menatap keseluruh ruangan, jelas tidak ada kesakitan. Dia bahkan terlihat sedikit menantang. Itu sangat menakjubkan, Samantha tidak pernah melihat yang seperti ini, tidak pernah melihat seorangpun, manusia atau vampire, kebal terhadap cairan itu. Siapapun, kecuali satu orang. Sekarang dia menyadarinya. Caitlin, kakak perempuannya, juga kebal terhadap cairan itu. Apa maksud dari semua ini? Apa karena mereka berhubungan secara genetik? Dia berfikir kembali akan penjaganya, kepada sebuah prasasti. Mawar dan duri. Apakah mereka keturunan kerajaan? Mungkin Sam bukan satu-satunya.
Namun apakah Sam?
Caitlin lebih tua beberapa tahun dari Sam, dan mungkin dia menunjukan tanda-tanda lebih dewasa daripada Sam. Mungkin, jika mereka menunggu selama beberapa tahun, sam mungkin akan memperlihatkan tanda-tanda berubah menjadi ras campuran.
Apapun alasannya, Sam jelas kebal. Membuatnya menjadi sangat, sangat kuat. Dan sangat berbahaya untuk coven Samantha.
Samantha melihat sekelilingnya, pada ruangan yang berisi hamper ratusan vampire itu, hening, tanpa suara. Mereka terkejut.
Sam sangat kesal. Dia membawa dan menyeret rantainya, dan menyeka air dari mukanya. Dia menghentakan rantainya, namun tidak membebaskannya.
“ adakah seseorang yang bias mengeluarkan saya dari rantai bodoh ini!” dia berteriak.
Dan dia terbebas.
Tiba-tiba ada ledakan di pintu.
Samantha terpental, dan dia melihat pintu kembar tersebut hancur.
Dia tidak dapat mempercayainya. Disana telah ada Kyle, setengah dari wajahnya sangat mengerikan, Sergei berada disampingnya, dan ratusan tentara vampire bayaran berada dibelakang mereka.
Dan bukan cuma itu. Kyle memilikinya, menggenggamnya sangat tinggi. Pedang itu.
Kyle membiarkan teriakan ketakutan, kemarahan, menjadi satu diseluruh ruangan itu. Para pengikutnya mengikutinya dibelakang, berteriak, mengamuk. Dan ruangan tersebut berubah menjadi pertempuran.
Ini adalah pertempuran antara vampire dengan vampire, Kyle dan para peengikutnya diserang dari berbagai sisi. Namun Blacktide coven telah menjalani perang selama lebih dari seribu tahun, dan mereka tidak mau menyerah begitu saja. Vampire Rexius pun menyerang balik dengan determinasi yang sama.
Ini merupakan pertarungan tangan dengan tangan, antara vampire dengan vampire. Tak ada satu pun yang mau mengalah.
Namun Kyle telah melakukan langkah yang baik. Dia mengangkat pedang itu keatas, dengan kedua tangannya. Dan mengayunkannya kesegala penjuru. Kemanapun dia pergi banyak vampire yang lumpuh. Lengan, kaki, kepala… Kyle menyerang seorang diri. Dia masuk kedalam kerumunan vampire, dan membunuh mereka satu persatu.
Samantha sangat terkejut. Dalam seribu tahun ini, dia tidak pernah melihat vampire dibunuh, apalagi pembunuhan secara sadis seperti ini. Dia tidak dapat membayangkan vampire sebagai sosok yang lemah. Pedang itu amat sangat luar biasa. Dan sangat mematikan.
Samantha tidak dapat menunggu. Saat ada vampire yang menyerangnya, dengan berteriak, taringnya yang tajam mengarah ke wajah Samantha, Samantha menunduk dengan cepat, membiarkanya terbang melewatinya, lalu kabur dengan secepat kilat.
Dia melintasi ruangan itu, menuju kepada Sam.
Disaat yang bersamaan. Seorang vampire laknat memiliki ide yang sama, mendekati pemudayang takberdaya dan terantai itu. Vampire itu melumpat menuju sam, giginya memanjang, mengarah ke tenggorokan Sam. Sam bagaikan domba yang teratai dikelilingi oleh kawanan singa.
Samantha tiba ditempat Sam tepat waktu. Dia melompat, menghadang vampire itu diudara dan menghempaskannya kebawah. Sebelum vampire itu bangun, Samantha telah menlumpuhkannya.
Samantha melompat menuju kaki sam, dan memutus rantainya. Saat dia membebaskannya, Sam melihat sekelilingnya dengan tidakpercaya, seakan-akan dia melihat mimpi buruk yang fantastis menjadi nyata.
“Samantha” katanya, “apa yang sedang terjadi-“
“ Jangan sekarang,”Samantha menjawab, lalu dia memutuskan rantai terakhirnya, menggenggam tangan Sam, menariknya, melewati arena pertempuran. Dia menuju kearah jalan keluar.
Saat mereka berlari, ada vampire lain yang menyerang mereka, giginya memanjang.
Samantha menggenggam sam dan mendorongnya kebawah, menundukkan dirinya, sehingga vampire itu lewat diatas kepalanya.
Dia lalu kembali membetulkan kakinya, menyeret Sam, dan berlari dengan cepat melewati ruangan itu. Mereka kerap sekali harus menghindar dan menunduk, dengan Samantha didepan. Dia tahu bila dia bias melewati pintu itu, ada sebuah koridor, dengan sebuah tangga yang dapat membawa mereka jalan raya. Bila mereka sudah diluar, dia dapat pergi jauh, jauh dari tempat ini.
Pada arena pertempuran itu, tidak ada yang menyadari kepergian mereka. Samantha hamper mencapai pintu itu, hanya beberapa langkah lagi.
Saat Samantha akan mencapai pintu itu, dia merasakan ada tekanan dibelakangnya. dia jatuh terjerembab kebawah, dia terpental kebelakang.